Seratus Hari Meninggalnya Abah

Hari ini, tepat 100 hari setelah kepergian abah...aq kembali terkenang akan masa2 silam. Perjalanan hidupku sejak kecil sampai sekarang, masih begitu jelas dalam ingatanku. Abah..yang begitu perhatian,penuh tanggung jawab.. begitu sabar membimbingku. Aku adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara,  terbilang sulit dikendalikan.. bahkan sampai sekarang, aq masih sering berbuat hal-hal yang menyimpang dan merugikan diriku sendiri..

Abah benar-benar orangtua yang paling sabar.. beliau mampu menghadapi anak2nya dengan sikap yang bijak. Dengan kehidupan yang serba kekurangan pada saat itu, tak ada sedikitpun nada keluhan yang pernah aq dengar dari mulutnya. Bahkan pada saat itu aku tak pernah tahu kalau kondisi keluargaku masih jauh dari kata cukup. Abah mampu menutupi itu semua dengan senyum dan selalu menanamkan rasa optimis bahwa kami juga bisa menjadi seperti orang-orang disekeliling kami.
Sebagai Guru SD pada saat itu, dibantu oleh ibu dengan membuka warung kecil, tidaklah memadai untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan 5 orang anak. Tapi Alhamdulillah, kami sekeluarga tak pernah seharipun kekurangan makan. Bahkan sampai urusan sekolah, tak satupun dari kami yang sampai putus sekolah. Padahal pada saat itu, untuk sekolah ke tingkat menengah dan atas, kami harus rela sekolah kekota. Walaupun pada saat itu sudah ada SLTP disini,tapi abah tetap mengharuskan kami sekolah ke kota dengan harapan mendapat pendidikan yang lebih baik.
Dengan susah payah (saat itu aku belum mengerti apa2) dan dengan menahan keinginan bahkan mungkin menahan lapar, abah membiayai sekolahku dan saudaraku yang lain.. Benar2 masa2 yang paling sulit. Ditambah dengan kelakuanku yang nakal dan sering membuat masalah disekolah, menambah beban abah semakin berat.(Ini baru kusadari sekarang). Tapi abah tak pernah putus asa.. aku dan saudaraku tetap harus sekolah sampai semuanya lulus SLTA. Mungkin andai abah mampu, aku dan saudara2ku pasti menjadi sarjana. Karena untuk urusan pendidikan, bagi abah merupakan prioritas yang tak bisa di tawar2. Hanya karena ketakberdayaan beliau saja, yang membuat kami harus puas dengan hanya lulus SLTA. Tapi untuk ukuran orang kampung pada saat itu, aku dan saudara2ku sudah tergolong lumayan, karena bisa mengenyam pendidikan "setinggi" itu.
Sekarang, aku dan saudara2ku sudah bekerja dan mempunyai pekerjaan tetap..suatu hasil jerih payah yang tidak sia2 dari abah dan juga ibuku..
Hari ini, di 100 hari meninggalnya abah.. aku kembali menangis dan menyesali atas semua yang sudah aku lakukan terhadap abah.. Aku baru menyadari betapa pentingnya abah bagi aku..Aku betul2 anak yang tak berguna, bahkan sampai detik-detik terakhir abah wafat, aku belum bisa memberikan sesuatu untuk abah. Ampuni aku..cuma doa yang bisa selalu aku panjatkan untuk abah. Mudah2an semua yang sudah abah lakukan untuk kami, menjadi amal baik yang diterima disisi-Nya. Ampuni dosa dan kesalahan yang pernah abah lakukan Ya Allah, tempatkan Abah bersama orang2 yang beriman.. Jangan buat abah menderita Ya Allah, karena sudah banyak penderitaan yang abah alami selama hidup di dunia ini.. Terima abah di sisi Mu Ya Rabbi..Amiin Ya Robbal Alamin.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, komentar dan saran anda sangat saya hargai demi perkembangan blog ini.